Tak pelak lagi, sampai saat ini, hampir
seluruh penduduk dunia masih mengandalkan minyak sawit dalam mengolah masakan.
Padahal, ada minyak zaitun yang memberikan manfaat lebih banyak bagi kesehatan
tubuh daripada minyak sawit.
Di antara 17 jenis minyak dan lemak, minyak sawit memang paling banyak dikonsumsi, yaitu oleh sekitar tiga milyar konsumen di 150 negara pada 2011. Penduduk Cina, India, Indonesia dan negara-negara Uni Eropa termasuk pengguna minyak sawit tertinggi di dunia.
Padahal, minyak sawit mengandung 51 persen lemak jenuh dan hampir tidak memiliki kandungan omega 3, yang berfungsi mengurangi peradangan. Apabila dikonsumsi secara berlebihan, lemak jenuh bisa menjadi penyebab utama beberapa penyakit yang paling ditakuti, seperti jantung, darah tinggi dan stroke.
Minyak zaitun bisa jadi pilihan yang lebih sehat bagi Anda saat hendak mengolah masakan. Di bawah ini adalah beberapa alasannya:
1. Konten lemak jenuh rendah. Minyak zaitun mengandung lemak jenuh yang lebih rendah, sehingga risiko diserang penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah menjadi jauh lebih kecil.
2. Kandungan omega 3. Omega 3 memiliki manfaat baik untuk jantung dan melindungi sel-sel otak. Selain itu, daya tahan tubuh juga terjaga berkat omega 3.
3. Titik asap tinggi. Smoke point/titik asap minyak zaitun adalah 210°C. Sementara untuk menggoreng, idealnya kita hanya butuh 180°C saja. Dengan kondisi itu, masakan menjadi tidak mudah gosong dan tingkat kematangan yang didapat menjadi sempurna.
4. Rasa yang tidak biasa. Pada sebuah kesempatan, Bara Pattiradjawane memiliki testimony khusus terhadap minyak zaitun dari sisi rasa. Menurutnya, timbul aroma tambahan atau baru yang tidak biasa, yang menjadikan masakan lebih terasa enak.
5. Terapi kulit dan rambut. Minyak zaitun sudah diyakini sejak lama memiliki kandungan antioksidan yang berkhasiat bagi kesehatan dan kecantikan. Ratu Cleopatra yang legendaries bahkan dikabarkan menggunakan minyak zaitun sebagai salah satu ramuan untuk menjaga keelokan tubuhnya. (Sandi Eko)
Di antara 17 jenis minyak dan lemak, minyak sawit memang paling banyak dikonsumsi, yaitu oleh sekitar tiga milyar konsumen di 150 negara pada 2011. Penduduk Cina, India, Indonesia dan negara-negara Uni Eropa termasuk pengguna minyak sawit tertinggi di dunia.
Padahal, minyak sawit mengandung 51 persen lemak jenuh dan hampir tidak memiliki kandungan omega 3, yang berfungsi mengurangi peradangan. Apabila dikonsumsi secara berlebihan, lemak jenuh bisa menjadi penyebab utama beberapa penyakit yang paling ditakuti, seperti jantung, darah tinggi dan stroke.
Minyak zaitun bisa jadi pilihan yang lebih sehat bagi Anda saat hendak mengolah masakan. Di bawah ini adalah beberapa alasannya:
1. Konten lemak jenuh rendah. Minyak zaitun mengandung lemak jenuh yang lebih rendah, sehingga risiko diserang penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah menjadi jauh lebih kecil.
2. Kandungan omega 3. Omega 3 memiliki manfaat baik untuk jantung dan melindungi sel-sel otak. Selain itu, daya tahan tubuh juga terjaga berkat omega 3.
3. Titik asap tinggi. Smoke point/titik asap minyak zaitun adalah 210°C. Sementara untuk menggoreng, idealnya kita hanya butuh 180°C saja. Dengan kondisi itu, masakan menjadi tidak mudah gosong dan tingkat kematangan yang didapat menjadi sempurna.
4. Rasa yang tidak biasa. Pada sebuah kesempatan, Bara Pattiradjawane memiliki testimony khusus terhadap minyak zaitun dari sisi rasa. Menurutnya, timbul aroma tambahan atau baru yang tidak biasa, yang menjadikan masakan lebih terasa enak.
5. Terapi kulit dan rambut. Minyak zaitun sudah diyakini sejak lama memiliki kandungan antioksidan yang berkhasiat bagi kesehatan dan kecantikan. Ratu Cleopatra yang legendaries bahkan dikabarkan menggunakan minyak zaitun sebagai salah satu ramuan untuk menjaga keelokan tubuhnya. (Sandi Eko)
Semoga artikel diatas bermanfaat buat anda semua
Terima KasihJ
0 komentar:
Posting Komentar